Headlines News :
Diberdayakan oleh Blogger.

Test Footer 2

FOTO TPA AL- INAYAH

Masjid Al-Inayah

TPA AL INAYAH IROMEJAN DIY

DUNIA BOLA

DONLOD SHOFWER

FOTO KEGIATAN OUTBOUND

Kuatlah


Jalan yang Kau tempuh Hari ini
Adalah gerbang awal kesuksesanmu.
Ujian yang kau hadapi detik ini
Adalah kekuatanmu
Airmata yang meniti di pipi
Merupakan saksi perjuanganmu.
Bukan mengeluh yang kau lakukan
Bukan perhatian orang yang kau inginkan
Tapi yang kau butuhkan adalah kekuatan Iman
Kekuatan Qolbu dalam setiap liku nan terjalnya Ujian
Bila banyak yang mencibir itulah Kehidupan
Bila Banyak yang merendahkan maka lupakan
Bukankah penilaian Allah yang Kau Pinta
Bukankah Indah senyum Allah yang ingin Kau terima
Setiap ujian kehidupan sesungguhnya penguat kehidupan ke depan
Karena setiap kebaikan dan keburukan
Sudah malaikat catat dalam Agenda yang selalu ia Genggam
Bersabarlah terhadap setiap Ujian.
Hanya butuh Penguat Iman
Hanya butuh Keikhlasan
Hanya butuh kesabaran
Maka Kuatlah diri dalam setiap ujian
Gantung Hidup mu dengan Dzat yang tak Pernah Pergi
Pasrahkan setiap Masalah kepada Sang pemilik Solusi
Bukan Cacian yang kau dapati tapi ketenangan diri
Yang akan menerangi kehidupanmu hari ini dan nanti


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/01/27433/kuatlah/#ixzz2K5YSjou3

CintaMu Adalah Kekuatanku


Di kedalaman hati, hanya Kau yang bisa menggapai
Segala yang tersembunyi, hanya Kau yang menemukan
Bagaimana aku bisa menghindariMu?
Airmata adalah refleksi batinku, rindu
Sikapku mungkin bisa terbaca oleh semua mata
Lisanku bertutur mungkin terdengar terbata
Pedih, perih, lara apapun biar aku yang rasa
Sebuah resistensi pasti akan nyata
Jangan salah mengadu
Balasan kehangatan hanya dariMu
Jika aku mampu berlari meninggalkan jejak liku
Karena akan ada satu arah kutuju
Kau pasti cemburu
Azzamku tak menghujam sekuat dulu
Langkahku bukan seribu
Rehatku melebihi helaan nafasku
Aku masih menyimpan debaran itu
Hanya butuh ingatan tentangMu
Saat khilaf merenggut diriku
BagiMu mudah merenggut bahagianku, jika Kau mau
Cinta mana yang seperti cintaMu?
Adakah salah langkah derapku?
Bertanya pada hati sebelum menjauh
Jawabannya akan menjadi kekuatan baru jiwaku
Pada akhirnya, kelemahan hanyalah pilihan
Bertahan untukMu atau mati perlahan tanpa arti
Sungguh, CintaMu adalah kekuatanku
Dan jadikan aku sekuat pejuang-pejuangMu, ya Allah


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/02/27532/cintamu-adalah-kekuatanku/#ixzz2K5UWh3Kn

Bolehkah Kupinta Hati yang Baru?


Aku galau ya Rabbi…
Kutemui mereka yang beriman siang tadi…
Harapkan kesegaran di hati…
Gersangnya tak jua tersirami…
Tilawah ku lanjutkan berharap tenang…
Resapi tiap pesan indah Tuhan…
Laksanakan perintah jauhi larangan…
Moga hati kembali benderang
Ku buru damai di sepertiga malam…
Mengadu saja penuh ratapan…
Penuh keluh kesah ku sampaikan…
Yakin Engkau Maha Penyayang
Allahu Rabbi…
susah payah ku tertatih…
tak jua ku kalahkan nafsu diri…
mengalah malah sang nurani…
wahai hati…
tak lagi kah ku raja mu…
gersang terasa dirimu…
kulantunkan ayat NYA berharap segarkan mu…
makin ia terasa pilu…
Illaahi…
meratap ku sesali…
tapi tak jua insaf diri…
lagi kulakukan salah berulang kali…
tak guna sesalan…
terasa nikmat dosa ku lalukan…
terabaikan peringatan…
dosa sama ku lakukan…
Tuhan..risaunya hati…
kala ku tafakuri lagi…
ada banyak dosa diri…
bila kah ku kan kembali…
Duhai Engkau Sang Pemilik Hati…
Tak terjaga sudah hati ini…
Legam ia karna dosa ku…
Boleh kah ku pinta hati yang baru??


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/02/27588/bolehkah-kupinta-hati-yang-baru/#ixzz2K5Ta03Jd

Engkau Adalah Pakaian Baginya


Bismillahirrahmaanirrahim
Ilustrasi (123rf.com / Jasmin Merdan)Ketika dua hati terhubung dengan cinta, komitmen dan cita-cita.
Kenikmatan besar tercurah sebagai anugerah yang Maha Kuasa.
Kenikmatan memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain.
Menyatu dalam diri, menjadi cermin suami istri.
Hunna libasul lakum wa antum libasul lahunna (dia adalah pakaian bagimu, dan engkau adalah pakaian baginya.
Adalah wasiat Rabbani yang dia atasnya keutuhan cinta dan cita-cita diwujudkan. Pakaian yang pas dan bagus tentunya akan sedap dipandang pandang, terasa nyaman dan menyejukkan.
Tetapi, karena ia terus digunakan, pakaian bisa menjadi lusuh juga. Bagaimana seorang suami istri harus pandai merawat dan menjaganya.
Amal/perbuatan merawat /memelihara, akan efektif dan berhasil, manakala dilandasi cinta dan kasih sayang.
Cinta itu indah, sayang itu bahagia, jika benar kita mencintai pasangan kita, tak perlu ada kekesalan dan kebencian,
jika benar kita menyayangi pasangan kita, tak perlu ada kecewa dan penyesalan.
Cinta dan sayang bukan sekadar ucapan dan ungkapan, tetapi adalah sikap berkesan dalam kesabaran.
Kesabaran dalam menghadapi ujian, ketelatenan dalam menyelesaikan banyak urusan.
Kemaafan dalam kekurangan.
Senyuman dalam kegetiran.
Indah, tak pernah cukup digambarkan dengan kata-kata.
Apalagi hanya sekadar simbol sekuntum bunga.
Menjadilah engkau pakaian yang indah baginya
Menjaga aurat, melindungi dari panas dan dingin, memperindah penampilan, menutup cacat dan luka, menjadi simbol peradaban.
Jiwamu, ragamu, selalu membutuhkan pakaian
Wa siyaabaka fathahhir
Dan pakaianmu, maka bersihkanlah
Ilustrasi (123rf.com / Jasmin Merdan)
dakwatuna.com - Pakaian merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Ia memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis. Pakaian menjadi pelindung dari hawa panas dan dingin, sehingga memungkinkan badan tetap sehat. Pakaian juga berfungsi untuk menutup aurat bagi pemakainya. Pakaian juga berfungsi untuk keindahan, menjadikan pemakainya makin kelihatan cantik/ganteng, makin kelihatan anggun. Orang mengenakan pakaian, logikanya, ia akan makin percaya diri, jika pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang bersih, pakaian yang bahannya nyaman, pakaian yang ukuran cocok, dan pakaian dengan warna yang serasi, dan pakaian dengan model yang cocok dengan postur tubuhnya.
Ternyata, pakaian dipilih oleh Allah swt untuk menjadi perumpamaan dalam kehidupan keluarga, kehidupan dan interaksi antar suami istri. Hunna libasullakum wa antum libasullahunna (QS Annisa…..). Menarik untuk kita cermati, bagaimana perumpamaan ini telah dibuat oleh Allah swt. Dalam kehidupan keluarga, tidak dapat dipungkiri, kita akan berhadapan dengan berbagai problema, yang berkaitan erat dengan kelemahan/kekurangan dari masing-masing kita sebagai pasangan. Ini adalah bagian dari sunnatullah, setiap kita punya kelemahan, di samping bahwa setiap kita punya kelebihan/keutamaan/keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Kalau Imam Ghazali mengatakan bahwa hidup ini adalah antara sabar dan syukur, iman itu separuhnya adalah syukur, dan separuhnya lagi adalah sabar, maka demikian juga dengan kehidupan suami istri dalam keluarga. Kadang, pada saat tertentu, seorang suami yang harus bersabar, dengan kelakuan istri yang kurang berkenan di hatinya, dan pada saat itu istri bersyukur karena memiliki suami yang sabar. Di lain kesempatan, giliran istri yang harus bersabar, melihat kekurangan/kelemahan suami, sementara suami perlu bersyukur karena istrinya bisa bersabar.
Saya teringat dengan satu kisah (entah fiksi atau nyata), yang pernah saya dengar dari seorang ustadz yang juga psikolog. Ada sepasang suami istri, sang suami wajahnya biasa-biasa saja, sementara istrinya sangat cantik (secara umum penilaian orang demikian). Suatu kali, suami pulang ke rumah dengan membawa uang yang cukup banyak, dan langsung diberikan kepada istrinya. Kemudian suami berangkat kembali. Ketika pulang kembali ke rumah, suami menyatakan, uang yang kemarin telah dimanfaatkan untuk apa? Tapi ternyata istri sama sekali tidak ingat bahwa suami telah memberikan uang, ia benar-benar lupa, di mana ia menyimpannya, sementara beberapa hari kemarin, ia telah beres-beres rumah, dan ia baru teringat bahwa bungkusan uangnya telah ikut terbuang ke tempat sampah saat beres-beres rumah. Jadi, ternyata, istrinya yang wajahnya sangat cantik, memiliki kekurangan, orangnya pelupa. Untungnya suaminya mampu bersabar, menghadapinya kejadian tersebut. Kisah ini menjadi salah satu contoh bahwa kehidupan suami istri, memang antara ‘sabar dan syukur’. Kemarin2 istri yang harus banyak bersabar, punya suami yang wajahnya biasa-biasa saja, dan suami yang banyak bersyukur, karena memiliki istri yang sangat cantik. Dengan kejadian tersebut, suami yang harus bersabar, karena istrinya pelupa, dan istri yang bersyukur karena, suaminya tidak marah dengan kejadian tersebut.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/01/27333/engkau-adalah-pakaian-baginya/#ixzz2K5T04sdt

Apakah Istri Anda Cerewet? Itu Normal


Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan banyak suami yang heran dengan sikap dan perilaku istrinya. Menurut para suami, istri mereka terlalu banyak bicara. Ungkapan seperti ini sering didengar oleh para konselor keluarga:
“Istri saya itu orangnya aneh banget. Maunya ngomong terus, hal-hal yang tidak penting saja diomongkan”, kata seorang suami.
“Istri saya itu orangnya sangat cerewet. Semua dikomentari, seakan tidak ada hal yang benar dari diri saya”, kata suami yang lain.
“Saya heran, apa tidak sebaiknya dia itu diam saja, tidak usah banyak bicara”, ujar suami yang lain.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Sebenarnya para suami hanya kurang memahami dan mengerti karakter umum perempuan. Ada hal yang membuat lelaki dan perempuan memang berbeda, karena memiliki susunan otak yang tidak sama. Allan dan Barbara Pease menceritakan bahwa kebanyakan perempuan memiliki susunan otak yang membuatnya bisa menang berbicara dan menang mengomel dibanding semua lelaki. Bagian otak perempuan yang digunakan untuk berbicara dan berbahasa lebih banyak dibanding pada otak laki-laki.
Hal ini membuat dua sudut pandang yang berbeda. Di mata perempuan, laki-laki tampak tidak banyak bicara. Sedangkan di mata laki-laki, perempuan tampak tidak bisa diam. Menurut kaum perempuan, laki-laki banyak diam sampai hal-hal penting saja tidak dibicarakan. Menurut laki-laki, para perempuan terlalu banyak bicara, sampai hal-hal yang tidak penting pun diomongkan.
Otak perempuan memiliki susunan yang memungkinkannya memiliki kemampuan “jalur majemuk”. Perempuan bisa bermain lempar empat atau lima bola sekaligus. Perempuan dapat menjalankan program komputer sambil berbicara di telepon dan mendengarkan pembicaraan kedua yang berlangsung di belakangnya; sambil minum secangkir teh hangat.
Perempuan dapat berbicara mengenai beberapa hal yang tidak berhubungan dalam satu percakapan, dan menggunakan lima jenis suara untuk mengganti pokok pembicaraan atau memberi tekanan pada suatu hal tertentu. Laki-laki hanya mampu mendengarkan tiga dari banyak suara tersebut, sehingga laki-laki sering kehilangan alur cerita pada waktu mendengarkan perempuan berbicara.
Perempuan Sulit Berbicara To The Point
Dengan struktur otak yang “jalur majemuk” tersebut, rata-rata kaum perempuan sulit berbicara to the point. Pembicaraannya selalu berkembang, sebagaimana tampak dalam percakapan antara Dewa dengan istrinya, Ratih.
Dewa: Apakah Desy akan datang pada agenda liburan Tahun Baru besok?
Ratih: Desy bilang kemungkinan akan datang, tergantung kondisi order kue yang sekarang tengah menurun karena situasi ekonomi yang tengah labil. Sedangkan Ratna mungkin tidak datang karena Arya harus periksa ke dokter spesialis. Katanya Bambang tengah kehilangan pekerjaan, jadi dia sedang berusaha mencari pekerjaan baru, dan Sony tidak mendapatkan izin cuti. Bosnya ketat sekali. Desy bahkan mungkin datang lebih awal, supaya bisa mempersiapkan acara dan berbelanja berbagai keperluan, termasuk membelikan kado bagi pernikahan Ema. Mungkin sebaiknya kita nanti mengantar Desy untuk……”
Dewa: Apakah itu artinya “datang” atau “tidak”?
Ratih: Iya, tapi juga masih tergantung dengan kondisi Diana, apakah mobilnya bisa dipinjam atau tidak, karena semenjak mobil barunya dipakai Erik, Diana selalu mengeluhkan mobilnya yang tua dan sering masuk bengkel….. Bla bla bla…”
Dewa merasa hanya bertanya sebuah pertanyaan sederhana, dan mestinya bisa dijawab ringkas dengan “datang” atau “tidak datang”. Bukankah sekadar bertanya, “Apakah Desy akan datang pada acara pertemuan keluarga besok?” Mengapa jawabannya begitu panjang dan menghubungkan dengan banyak orang serta banyak kondisi yang tidak ditanyakan?
Yang ditanyakan Dewa hanya soal Desy, namun Ratih menjawab dengan menyebut tujuh nama orang lainnya, dengan beraneka topik yang menyertainya.
Laki-laki Suka Berbicara To The Point
Sementara otak laki-laki tersusun dalam bentuk “jalur tunggal”. Rata-rata kaum lelaki hanya bisa memusatkan perhatian pada satu hal pada satu saat. Jika seorang perempuan mengajak bicara laki-laki yang tengah menyetir mobil di jalan melingkar, jalan keluar akan terlewatkan olehnya, dan laki-laki ini akan menyalahkan perempuan karena berbicara.
Jika laki-laki tengah melaksanakan satu pekerjaan di kantor, ia tidak mau diganggu dengan diajak mengobrol. Begitu mengobrol, maka pekerjaan ditinggalkan. Bahkan saat menerima telepon, laki-laki cenderung mencari tempat yang sepi karena tidak mau diganggu suara lainnya.
Konon, banyak perempuan yang merasa bahwa hanya merekalah satu-satunya orang dewasa yang berpikiran sehat dalam keluarga. Mereka merasa, suami mereka berkelakuan seperti anak-anak. Sementara kaum laki-laki menganggap istri mereka tidak bisa diajak diskusi ilmiah dan rasional, sehingga kadang suami merasa malu jika mendengar istrinya berbicara di depan orang banyak.
Dengan struktur otak yang “jalur tunggal” tersebut, menyebabkan rata-rata laki-laki lebih suka berbicara to the point. Jika ditanya satu pertanyaan, akan memberikan satu jawaban. Perhatikan dialog Dewa dengan Ratih berikut:
Ratih: Kamu tadi dari mana sih?
Dewa: Dari kantor.
Ratih: Kok pulangnya terlambat?
Dewa: Masih ada kerjaan.
Ratih: Kamu capek sayang?
Dewa: Biasalah…
Ratih: Mau aku buatkan teh panas?
Dewa: Boleh.
Sangat berbeda bukan, bagaimana cara menjawab pertanyaan? Jika Ratih ditanya satu pertanyaan, jawabannya bisa dua puluh empat poin. Sedangkan jika dewa ditanya satu pertanyaan, jawabannya juga hanya satu poin. Lelaki suka menjawab “ya” dan “tidak” secara ringkas. Perempuan suka menjawab dengan mengembangkan jawaban.
Ini semua natural dan normal. Jangan saling heran dengan pasangan Anda. Mengerti titik-titik perbedaan membuat suami dan istri semakin bisa menerima satu dengan yang lainnya. Tidak saling menyalahkan, tidak saling menjelekkan, namun berusaha selalu lebih mendekat kepada pasangan. Tidak perlu membesar-besarkan perbedaan.
Jadi, jika istri Anda cerewet, itu normal. Memang begitulah Tuhan memberikan kemampuan pada kaum perempuan. Kecerdasan linguistik kaum perempuan lebih tinggi dibanding lelaki, kosa kata kaum perempuan lebih banyak daripada lelaki. Itulah sebabnya perempuan sering disebut cerewet. Namun dengan kecerewetannya itu pulalah Tuhan mengajari anak-anak kita pandai berbicara, maka syukuri kecerewetan istri Anda.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/01/27077/apakah-istri-anda-cerewet-itu-normal/#ixzz2K5ST9zI0

Kenikmatan Allah SWT untuk Kita


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan memohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima Tobat”. (QS. An-Nasr: 1-3)
Manusia rentan salah dan khilaf, hingga dia lupa akan bersabar dan lupa akan adanya pertolongan Allah di setiap kesulitan. Sungguh suatu kenikmatan yang Allah berikan di setiap detik, menit dan semuanya Allah berikan yang terbaik untuk kita.
Kita terkadang lupa dengan nikmatnya menghirup udara pagi, makan pagi, mandi dengan segarnya air yang mengalir, hangatnya mentari. Semua itu ada karena Allah yang menciptakan untuk kita. Kita anggap semua yang ada di sekitar kita adalah hal yang sepele saja, hingga berlalu begitu saja. Saat ketidaknyamanan kita dapati hanyalah keluhan yang keluar dari diri kita. Kita sebenarnya mampu untuk lebih baik dari itu semua. Saat penciptaan manusia pada awalnya adalah sebagai seorang khalifah di dunia ini maka, jadilah agen penyelamat atas semua nikmat yang ada.
Allah memberikan nikmat-Nya dengan sangat luar biasa. Kesyukuran saat ketidaknyamanan datang dan kesabaran saat kejayaan adalah bukan hal yang mudah. Tapi Allah memberikan kondisi itu adalah untuk jelas agar kita sabar, ikhlas dan tabah di dalamnya. Semua adalah paket nikmat yang Allah berikan untuk kita, yang perlu disyukuri dan dinikmati dengan apapun bentuknya yang kita terima saat itu.
Wahai saudaraku…
Yang menginginkan untuk membela agama Allah di muka bumi ini…
Yang menginginkan syahid dijalan-Nya
bersabarlah…
Kuatkan kesabaran dan keikhlasan, meski tercabik tubuh dan sakit tak terkira melanda diri ini. Tetaplah bersabar dan selalu dalam barisanmu, lebih mulia diri kita mati dalam keadaan terluka dijalan Allah daripada mati dalam keadaan santai di rumah tanpa memikirkan umat ini. Gelar syuhada itu lebih indah disandang, lebih nikmat dirasa, dan lebih terasa syahdunya cinta.
Saudaraku…
Dalam ketaatan kita kepada Allah maka kita akan memiliki kekuatan yang lebih hebat daripada para musuh-musuh Allah. Kita akan kuat, kokoh dan mampu menyelesaikan semua urusan kita dengan izin Allah. Sungguh kita lemah dan dhaif tanpa bantuan Allah. Mendekatlah semakin dekat dengan-Nya hingga kita rasakan indah dan kuat cinta-Nya untuk kita.
Dan saat ujian dalam dakwah itu datang kepada kita, sesungguhnya itu adalah media dialog Allah dengan kita akan arti sabar, istiqamah dan setia untuk tetap berjalan dan berbaris dalam membela agama-Nya. Semua itu untuk menguji militansi kita dijalan dakwah, saudaraku tetaplah dalam cinta-Nya. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan tidaklah kecintaan Allah itu diwujudkan dalam ujian agar tahu akan kekuatan kita dalam memegang janji kita kepada-Nya.
Kenikmatan cinta terkadang kita rasakan saat ujian itu datang, saat keguncangan menerpa. Kenikmatan itu hadir saat diri ini bermuhasabah, bercinta di sepertiga malamnya, kala hati dan bibir ini basah menyebut nama-Nya. Rasa syukur itu hadir kala kita merasa bahwa diri kita masih dalam cinta-Nya, dan kita memang memerlukan Allah di setiap nafas kita. HANYA Allah sajalah yang mampu mengerti dan menolong kita.

Ya Allah saat diri ini memperoleh nikmat dari-Mu…

Subhanallah…Alhamdulillah…Allahu Akbar…
diri ini semakin merasa kerdil di hadapan-Mu ya Robb..

betapa kenikmatan itu lebiiiiiih banyaaaaak dari yang kuberikan..atas nama-Mu..

semoga diri ini tidak lalai di setiap nikmat yang Engkau beri..
dalam bentuk apapun itu..
diri ini merasa tidak mampu berikan lebih baik dari yang telah Kau curahkan..

ku yakin Engkau tahu akan cinta ini untuk-Mu..
meski tidak sehebat para rasul-Mu, sahabat-sahabatnya..
tapi diri ini mencoba untuk menjadi yang terBAIK..
tapi diri ini mencoba untuk memberi yang terbaik..

kuyakin setiap apapun yang ada dalam diri kami..

Engkaulah yang Maha Tahu..
sungguh hati ini basah dengan menyebut nama-Mu..
di setiap nikmat-Mu..
nikmat dalam dakwah dijalan-Mu..
kuingin raih gelar syuhada..
kematian yang baik..akhir cerita yang indah..
raih surga adalah cita-citaku..
Allahu Akbar..
berjuang di jalan dakwah..
menjalin persaudaraan yang indah..
indahnya dakwah..
bagaimana mungkin ku tidak mencintainya..
ada jaminan surga di sana..
ada saudara yang terjalin indah..atas nama cintai-Nya..
semoga akhir yang bahagia..dalam balutan cinta-Nya..
semoga terjaga keistiqamahan..dan selalu terjaga cinta yang indah untuk-Nya


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/02/27515/kenikmatan-allah-swt-untuk-kita/#ixzz2K5Q9ueNr

Bagaimana Seorang Muslim Menyikapi Bencana?


Tulisan ini tidak sedang bermaksud menyalahkan orang lain; menjadikan mereka sebab terjadinya bencana; tapi bermaksud mengajak semua pihak untuk ber-muhasabah, ber-istighfar, dan melakukan perubahan menjadi lebih baik.
Banjir: ujian atau balasan?
Tidak semua bencana mengandung hikmah. Karena bencana tidak satu macam:
Pertama, bencana yang terjadi ketika kita berada dalam ketaatan kepada Allah SWT. Bencana yang seperti ini mengandung hikmah, walaupun kadang tidak diketahui orang yang mengalaminya. Datangnya tidak berbeda dengan seorang siswa yang harus menjalani ujian demi bisa naik kelas. Oleh karena itu, kalau kita ridha, Allah SWT pasti akan meningkatkan derajat kita. Allah SWT berfirman:
))الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ))
“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al-Baqarah: 156-157]
Kedua, bencana yang terjadi ketika kita berada dalam kemaksiatan kepada Allah SWT. Ini adalah siksaan dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:
((وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ))
“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” [Asy-Syura: 30]
Hendaknya kita mencari-cari hikmah dalam bencana seperti ini. Memikirkan hikmah saat itu sama saja berusaha membuat diri kita nyaman dengan kemaksiatan. Oleh karena itu, hendaknya bertobat kepada Allah SWT. Kalau memang dikatakan ada hikmahnya, tobat itulah hikmahnya.
Sunnatullah: Maksiat Datang, Nikmat Hilang
Selain itu, kemaksiatan juga bisa menghilangkan nikmat-nikmat. Allah SWT berfirman:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ  [الأنفال: 53]
“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al-Anfal: 53].
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ [الرعد: 11]
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” [Ar-Ra’du: 11].
Ini merupakan sunnatullah jika kenikmatan dibalas dengan kemaksiatan. Sunnatullah adalah aturan-aturan Allah SWT. Manusia, baik individu ataupun kelompok, akan tunduk kepada aturan Allah SWT. Kondisi yang mereka alami merupakan hasil dari sikap, perbuatan, dan akhlak yang mereka lakukan. Sunnah ini pasti akan terjadi. Sama dengan sunnatullah dalam alam semesta, yang sering disebut dengan hukum alam. Api terasa panas membakar; sedangkan es terasa dingin membekukan; dan sebagainya.
Lebih jauh lagi, Kenikmatan adalah apa yang membuat manusia merasa kecukupan, enak dan bahagia dalam hidupnya. Bisa berupa material seperti harta, rumah, air, tanah dan sebagainya; bisa juga berupa immaterial seperti hidayah, kemerdekaan, dan sebagainya.
Sesuatu disebut sebagai kenikmatan, jika disyukuri dan digunakan pemiliknya untuk beramal kebaikan. Sehingga jika kita melihat orang-orang yang tidak beriman mendapatkan hal yang kita lihat baik, semua itu akan menjadi sebuah keburukan untuk mereka. Allah SWT berfirman:
))فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ((
 “Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.” [At-Taubah: 55].
Bangsa Besar Hanya Tinggal Nama Karena Maksiat
Bahkan kemaksiatan bisa membinasakan sebuah kaum yang sebelumnya makmur dan sejahtera. Mereka telah mengubah (مَا بِأَنْفُسِهِمْ) “apa yang ada pada diri mereka sendiri”. Mereka tidak bersyukur kepada Allah SWT. Sebaliknya mereka kufur kepada Allah SWT. Menutupi nikmat Allah SWT dengan mengingkarinya; bersikap seakan tidak mendapatkan nikmat; seakan apa yang didapatnya bukan pemberian dari Allah SWT; dan nikmat tersebut digunakan untuk melakukan maksiat. Allah SWT berfirman:
))وَضَرَبَ اللّهُ مَثَلاً قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَداً مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللّهِ فَأَذَاقَهَا اللّه لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُواْ يَصْنَعُونَ((
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” [An-Nahl: 112].
Ini menunjukkan keadilan Allah SWT; tidak menyiksa atau merampas nikmat tanpa alasan. Kaum-kaum tersebut menjadi sengsara karena memang telah melakukan kesalahan. Allah SWT berfirman:
))وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ((
“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” [Asy-Syura: 30]
Bencana yang kita alami hanya balasan terhadap sebagian kecil kemaksiatan yang kita lakukan. Karena masih banyak kemaksiatan yang dimaafkan Allah SWT.
Bencana itu bias juga datang karena dosa orang lain, yang dibiarkan dengan sikap acuh tak acuh semua orang. Allah SWT berfirman:
))وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ((
“Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang lalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” [Al-Anfal: 25].
Sejak Kapan Air Membahayakan?
Air adalah kenikmatan dari Allah SWT untuk seluruh kehidupan:
  • Hujan adalah rahmat ((وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ)) “Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” [Asy-Syuraa: 28].
  • Turunnya hujan membawa kebahagiaan ((فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ)) Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.” [Ar-Ruum: 48].
  • Hujan membawa rezeki ((وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ)) “Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu.” [Al-Baqarah: 22].
  • Air hujan adalah keberkahan ((وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ)) “Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” [Qaaf: 9]. Berkah adalah kebaikan yang banyak.
  • Kadarnya sudah ditentukan Allah SWT. ((وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ)) “Dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” [Al-Hijr: 21]. Tidak ada istilahnya, banjir gara-gara curah hujan yang terlalu tinggi. Yang ada adalah bumi yang sudah dirusak sehingga tidak bisa menampungnya.
Namun, Hati-hati!
Tapi walaupun begitu, air hujan juga bisa menjadi:
  • Memberi peringatan ((وَلَقَدْ صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا)) “Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (daripadanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat).” [Al-Furqan: 50]. Yaitu agar kita memahami pelajaran itu lalu bertobat. Banjir mungkin adalah bencana, tapi bencana yang lebih besar lagi bila kita tidak memahami pesan yang dibawanya. Lalu berubah.
  • Salah satu tentara Allah SWT. ((وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ)) “Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu, atau yang lainnya); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” [Al-A’raf: 84].
Ada Bencana yang Lebih Besar dari Banjir
Oleh karena itu, ketika kita ingin mendatangkan kenikmatan dari Allah SWT, menanggulangi bahaya banjir, hendaknya usaha yang dilakukan tidak hanya bersifat material, tapi juga immaterial.
  • Usaha material, seperti: memperbaiki saluran-saluran air, kebersihan, membangun dam, dan sebagainya. Selain itu, kita harus memahami bencana dengan positif, bahwa bencana adalah pesan dari Allah SWT agar kita berubah. Dengan jujur kita mencari apa kira-kira perubahan yang telah membawa pergi kenikmatan dan mendatangkan kemalangan. Banjir adalah bencana, tapi ada bencana yang lebih besar lagi, yaitu ketika kita tidak memahami pesan yang dibawanya. Kita tidak berubah. Kita setelah banjir sama saja dengan kita sebelumnya.
  • Usaha yang bersifat immaterial, seperti: keimanan, keikhlasan, keshalihan, doa, tawakkal, mengharap surga, dan sebagainya. Allah SWT berfirman: ((وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)) “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” [Al-A'raf: 96].
Doa-doa dalam Menghadapi Bencana:
  • · لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. 
    • Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.”
  • · اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا، وأصلح لنا آخرتنا التي إليها مردنا، واجعل الحياة زاداً لنا من كل خير، واجعل الموت راحة لنا من كل شر، مولانا رب العالمين.
    • Ya Allah, perbaikilah keadaan keberagamaan kami, karena di situlah keselamatan kami. Perbaikilah keadaan keduniaan kami, karena di situlah kehidupan kami. Perbaikilah akhirat kami, karena kepadanyalah kami akan pergi. Jadikanlah hidup kami untuk menambah kebaikan. Jadikanlah mati kami untuk menghentikan keburukan. Ya Allah, ya Rabbal ‘alamin.
  • ·          اللهم إني عبدك ، و ابن عبدك ، و ابن امتك ، ناصيتي بيدك ، ماض في حكمك ، عدل في قضاؤك ، أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك ، أو علمته أحدا من خلقك ، أو أنزلته في كتابك ، أو استاثرت به في علم الغيب عندك ، أن تجعل القرآن ربيع قلبي ، و نور صدري ، و جلاء حزني ، و ذهاب همي
    • Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, aku adalah anak hamba-Mu, aku adalah anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, segala yang berlaku padaku adalah keputusan-Mu, aku pantas menerima hukuman dari-Mu. Aku mohon kepada-Mu demi semua nama yang Engkau berikan pada-Mu, semua nama yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari hamba-Mu, semua nama yang Engkau tuliskan dalam kitab-Mu, semua nama yang Engkau simpan dalam pengetahuan-Mu… jadikanlah Al-Qur’an penyejuk hatiku, jadikanlah Al-Qur’an cahaya hatiku, jadikanlah Al-Qur’an pengusir kesedihanku, dan jadikanlah AL-Qur’an obat kebingunganku.
  • ·  اللهم لا تؤمنا مكرك، ولا تهتك عنا سترك، ولا تنسنا ذكرك يا رب العالمين.
    • Ya Allah, janganlah Engkau arahkan kepada kami makar-Mu, janganlah singkap dari kami pertolongan-Mu, janganlah Engkau membuat kami lupa mengingat-Mu.
  • · إِنَّا للَّهِ وَإِنَّا إِليهِ رَاجِعُونَ : اللَّهمَّ أجرنا في مُصِيبَتنا ، وَاخْلُف لنا خَيْراً مِنْهَا
    • Kita semua adalah milik Allah, dan kepadanyalah kita akan dikembalikan. Ya Allah, berilah kami pahala dalam musibah kami, dan berilah kami ganti yang lebih baik daripada milik-milik kami yang hilang dan rusak.
  • · اللهم فرج عنا وعن المسلمين مانحن فيه
    • Ya Allah, keluarkanlah kami dan semua umat Islam dari penderitaan musibah ini.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/01/27122/bagaimana-seorang-muslim-menyikapi-bencana/#ixzz2K5PVF6RK
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. REMAJA MASJID INAYAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger